Buku ini masih dalam bentuk naskah. Persiapan naskah sejak bulan Januari 2012, dan kiranya bisa masuk ke meja Redaksi (Penerbit Graha Pustaka Surabaya) tepat pada April 2012. Pihak penerbit sudah mempelajari dan mengedit beberapa kalimat yang kurang koheren, dan ketika bulan April pihak distributor (Jakarta) hendaknya akan naik cetak kalah cepat dengan penerbit Gramedia. Demikian yang saya ketahui dari Manajer Graha Pustaka, sehingga penerbitan naskah, “Lompatan Gila Pemikiran Kartini” tertunda. Maaf, saya menulis buku ini terdorong dari fenomena sejarah bangsa ini kehilangan sosok wanita. Kita kehilangan banyak figure (saya lebih senang mengatakan, “sengaja dihilangkan) dan mengambil figure “orang lain” yang kurang bersesuaian dengan peradaban bangsa ini. Kartini ibarat mutiara terpendam; dia seorang kolomnis 1889-an di majalah-majalah wanita Eropa. Wanita-wanita Eropa sangat mengenal Kartini, dan menjadi pesemangat menggugat masalah gender di tengah arus revolusi ekonomi Ero
Kesunyian merupakan wujud yang abadi. Dia menjadi mahluk yang bertanggungjawaban mengawal perjalanan yg belum diketahui pemberhentiannya. Kadang berbentuk karya, kemarahan, ketaatan, dan penentangan. Orang yang paling beruntung, tatkala mampu merubah kesunyian itu menjadi mahluk lain yang abadi. Jadi keabadian yg kita kenal dari agama agama itu, pada dasarnya adalah wujud kesunyian.