indopena
Saya menulis buku ini tahun 2002, dan tergolong baru terbit tahun 2007, tiga tahun yang lalu sebelum saya menulis dalam web.q ini. Al kabair atau dosa-dosa besar memerinci haliyah manusia, sadar atau tidak disitu ada percikkan dosa sirr dan terang-terangan khusus al kabairnya. Rupanya ketika penulis duduk di belakang mesin ketik merakit buku ini, hampir-hampir tidak ada nafas yang dikeluarkan jika tidak bersyukur kepada Allah disitu lahir percikkan dosa-dosa.
Selain itu, hal yang membuat saya terdorong menulis bahasan ini, karena hampir-hampir era modernitas cenderung kurang memahami, bahkan nyaris menjadi pembiasaan mulut, bahwa yang disebut dosa itu hanya membunuh dan berzina, yang lainnnya tidak dianggap perbuatan dosa karena sudah terlalu terbiasa. Orang tidak sungkan lagi. Beda dengan zina dan membunuh.
Ketika saya membicarakan hal ini kepada pihak penerbit, kami saling interaktif, akhirnya sepakat menulis buku Al kabair.
Saya menulis buku ini tahun 2002, dan tergolong baru terbit tahun 2007, tiga tahun yang lalu sebelum saya menulis dalam web.q ini. Al kabair atau dosa-dosa besar memerinci haliyah manusia, sadar atau tidak disitu ada percikkan dosa sirr dan terang-terangan khusus al kabairnya. Rupanya ketika penulis duduk di belakang mesin ketik merakit buku ini, hampir-hampir tidak ada nafas yang dikeluarkan jika tidak bersyukur kepada Allah disitu lahir percikkan dosa-dosa.
Selain itu, hal yang membuat saya terdorong menulis bahasan ini, karena hampir-hampir era modernitas cenderung kurang memahami, bahkan nyaris menjadi pembiasaan mulut, bahwa yang disebut dosa itu hanya membunuh dan berzina, yang lainnnya tidak dianggap perbuatan dosa karena sudah terlalu terbiasa. Orang tidak sungkan lagi. Beda dengan zina dan membunuh.
Ketika saya membicarakan hal ini kepada pihak penerbit, kami saling interaktif, akhirnya sepakat menulis buku Al kabair.
Komentar