Langsung ke konten utama

Postingan

F. Jonesuan Novel Sejarah Mata Elang di Sungai Angke SINOPSIS Novel Detektif Sejarah Mata Elang di Sungai Angke (1740-1743) berawal dari kaisar Tiongkok melindungi selir gelapnya dari ancaman permaisuri. Permaisuri cemburu setelah mengetahui ruang pribadi kaisar terhubung dengan kamarnya. Selir gelap itu bernama Jundie, selanjutnya dalam novel ini menjadi tokoh “aku.” Jundie wanita centil, mudah bergaul, detail, cerdas, sangat perhatian, dan mempunyai kemampuan menembus waktu melalui kekuatan cenayangnya. Tidak hanya permaisuri yang cemburu, karakter Jundie yang suka memberi perhatian kepada pangeran Khee membuat kaisar juga cemburu. Dia saudara kaisar beda ibu. Kaisar memporak-porandakan pasukan pangeran Khee hingga melarikan diri ke Jawa. Dari sini awal perjalanan detektif Jundie ke tanah Jawa. Konspirasi permaisuri untuk Jundie menjadi seorang spionase menyudutkan kaisar. Jundie bukan spionase sungguhan . Hanya intrik kaisar, bagaimana saat keluar kerajaan bisa n

Tentramkan Hati dengan Zikir

Menyelesaikan buku ini penulis lakukan sejak 28 maret 2011 - 01 mei 2011, dan beberapa minggu ke depan untuk perbaikan.  Pikiran ini berputar-putar meng-korelasikan dengan berbagai perumpamaan, “mengapa kita Berdzikir ?” terkait dengan ketentraman hati dan dzikir walau fakta syar’inya sudah jelas dan nyata.  Penulis berupaya memfaktakan fenomena ketentraman hati agar dalil-dalil Al Qur’an dan hadits tidak terkesan “omong kosong” bagi sebagian orang yang kurang meng-imani masalah masyru’iyah . Kenyataan di lapangan menjadi fakta real tak terbantahkan, bahwa dominasi material sudah menjadi berhala di hati umat Islam. Kecenderungan hati mengejar dan menilai materi menjadi tujuan utama dengan persepsi bahwa satu-satunya pangkal kesuksesan dan kebahagiaan terletak pada unsur kapitalism, sehingga dzikir dan penerapannya menjadi slogan umat saja. Tatkala meletakkan hati dengan kontemplasi sepenuhnya kepada Allah ta'ala, pun rasanya membingungkan (kurang ada solusi) dalam rutinitas se

Lompatan Gila Pemikiran Kartini

Buku ini masih dalam bentuk naskah. Persiapan naskah sejak bulan Januari 2012, dan kiranya bisa masuk ke meja Redaksi (Penerbit Graha Pustaka Surabaya) tepat pada April 2012. Pihak penerbit sudah mempelajari dan mengedit beberapa kalimat yang kurang koheren, dan ketika bulan April pihak distributor (Jakarta) hendaknya akan naik cetak kalah cepat dengan penerbit Gramedia. Demikian yang saya ketahui dari Manajer Graha Pustaka, sehingga penerbitan naskah, “Lompatan Gila Pemikiran Kartini” tertunda. Maaf, saya menulis buku ini terdorong dari fenomena sejarah bangsa ini kehilangan sosok wanita. Kita kehilangan banyak figure (saya lebih senang mengatakan, “sengaja dihilangkan) dan mengambil figure “orang lain” yang kurang bersesuaian dengan peradaban bangsa ini. Kartini ibarat mutiara terpendam; dia seorang kolomnis 1889-an di majalah-majalah wanita Eropa. Wanita-wanita Eropa sangat mengenal Kartini, dan menjadi pesemangat menggugat masalah gender di tengah arus revolusi ekonomi Ero

Kerinduan Belaian Ibu

indopena   KERINDUAN BELAIAN SANG IBU Kerinduan belaian sang Ibu terkenang pada perjuangan ibuku. Perjuangan membesarkan anak-anaknya sudah larut bersama daging, darah, dan kemauannya. Keterbatasan ilmu dan himpitan hidup sejak usia gadis melahirkan semangat yang tak mudah ditundukan oleh cobaan keluarga. Tidak banyak pertimbangan atau pemikiran bagaimana masa depan anak-anak kelak dari usaha yang ia lakukan, yang penting dititipkan di pesantren, kemudian ia bekerja seorang diri. Bahkan “pesantren” waktu itu sebagai tempat apa, beliau kurang memahaminya. Ia hanya mengikuti nasehat keluarga dan tetangga saja. Budaya masyarakat Jawa kelas ekonomi rendah, rupanya ibuku menjadi korban dari budaya yang kurang adil terhadap kaum wanita. Selama hampir hidupnya dalam keluarga sebagai istri, hampir belum pernah ada bantuan dari suaminya hingga anak-anaknya sudah berumah tangga. Hingga kini....! maka saya ingin melalui buku ini, sebagai hadiah dan shodaqah buat bunda tercinta dar

50 Peringatan dan Tanda-Tanda Menjelang Hari Kiamat

indopen "50 peringatan dan tanda-tanda menjelang hari kiamat ," salah satu buku yang saya tulis diawal karier penulisan,  tahun 1996. Sebelumnya ada 2 buku, yaitu buku tentang hadits shoheh Muslim dan buku tentang tobat. Saat penulisan ini memang gencar-gencarnya piring terbang dan alien. Surat kabar internasionalpun membahas dan  menunjukkan bukti-bukti, seperti serombongan keluarga sedang piknik melihat arak-arakkan piring terbang di angkasa. Dalam penulisan buku saya inipun, mengutip beberapa kabar internasional tentang piring terbang dan fenomena yang dikaitkannya. Dalam lansiran itu memang, ada banyak rahasia yang tidak ditunjukkan pihak NASA terhadap dunia internasional, untuk menarik suatu opini tentang piring terbang dan aliennya. Apakah keduanya hanya kajian sastra, atau memang benar-benar ada ? Yang jelas fenomena ini tidak lepas dari tanda dan peringatan hari kiamat. Karena para tokoh muslim dunia memprediksi, "itulah kendaraan Dajjal," apalagi film

75 Wasiat Rasulullah Saw

indopena Buku "75 Wasiat Rasulullah Saw" termasuk baru ditulis, dan langsung terbit  tahun 2006. Tulisan ini sangat sederhana. Saya mengutip beberapa hadits af'al Rasulullah Saw, langsung yang dilakukan Rasulullah Saw, jadi bukan "Qola-Qola...." dari beberapa sanad. Hadits yang saya ambil termasuk shaheh menurut ilmu musthala'ah-nya. Ada beberapa hal yang saya angkat dari af'al Rasulullah Saw, yang sesungguhnya kita sudah mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga ada yang sangat asing sekali. Maka dari itu mengikuti keteladanan Rasulullah Saw dalam "75 wasiat Rasulullah Saw" sungguh sangat mengasikkan.

Golongan Dosa-Dosa Besar

indopena Saya menulis buku ini tahun 2002, dan tergolong baru terbit tahun 2007, tiga tahun yang lalu sebelum saya menulis dalam web.q ini. Al kabair atau dosa-dosa besar memerinci haliyah manusia, sadar atau tidak disitu ada percikkan dosa sirr dan terang-terangan khusus  al kabairnya. Rupanya ketika penulis duduk di belakang mesin ketik merakit buku ini, hampir-hampir tidak ada nafas yang dikeluarkan jika tidak bersyukur kepada Allah disitu lahir percikkan dosa-dosa. Selain itu, hal  yang membuat saya  terdorong menulis bahasan ini, karena hampir-hampir era modernitas cenderung kurang memahami, bahkan nyaris menjadi pembiasaan mulut, bahwa yang disebut dosa itu hanya membunuh dan berzina, yang lainnnya tidak dianggap perbuatan dosa karena sudah terlalu terbiasa. Orang tidak sungkan lagi. Beda dengan zina dan membunuh. Ketika saya membicarakan hal ini kepada pihak  penerbit, kami saling interaktif, akhirnya sepakat menulis buku Al kabair.